Syahrul Septian Zein – Matematika 2018, merupakan salah satu mahasiswa program studi matematika yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Kampus Mengajar. Disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa dengan berbagai kegiatannya, Syahrul berbagi pengalamannya selama masa-masa pelaksanaan kampus mengajar di salah satu sekolah di Bandung.
Halo Math Fam! Perkenalkan saya Syahrul S. Zein, saya merupakan salah satu dari empat mahasiswa Matematika yang lolos seleksi Kampus Mengajar 2 pada tahun 2021 ini. Singkatnya Ketika saya mengetahui informasi Kampus Mengajar 2 menyisakan 3 hari lagi, saya langsung menyiapkan seluruh berkas. Ketika dinyatakan lolos seleksi administrasi, saya langsung mengikuti tes kebhinekaan. Tiba pada pengumuman pada tengah malam, saya dinyatakan lolos di SDN 210 Babakan Sinyar! Alhamdulillah, lokasinya pun masih satu kecamatan dengan rumah saya. Lalu saya mengikuti pembekalan dan melakukan jumpa pertama antara sekolah dengan rekan2 mahasiswa. Permasalahan nyata yang dihadapi dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah kendala gawai orang tua, karena rata-rata SD ini memiliki latar belakang siswa yang kurang mampu. Akhirnya kami berinisiatif akan melakukan perpustakaan keliling, namun hal ini ditolak oleh pihak sekolah karena mencegah penyebaran Covid-19 yang sedang naik-naiknya. Dari Agustus sampai pertengahan September, kami melakukan PJJ.
Pertengahan September, pemerintah mengizinkan sekolah untuk melaksanakan Pertemuan Tatap Muka Terbatas. Hal ini tentu menjadi kabar gembira, dimana saya sendiri berasal dari prodi non-pendidikan merasa senang bisa merasakan bagaimana terjun ke dunia Pendidikan. Saya ditempatkan di kelas 5 untuk mengajarkan Matematika. Khusus kelas 5 akan diadakan Asesmen Nasional bidang Literasi dan Numerasi, maka dari itu saya lebih difokuskan untuk melatih para siswa dibidang Numerasi. Soal yang diberikan berupa HOTS (Higher Order Thinking Skills), perlu pemahaman yang lebih untuk mengerjakan soal ini. Selain saya ditempatkan dikelas 5, terkadang Ketika ada waktu kosong saya juga masuk ke kelas rendah, dan saya terkejut karena Sebagian besar siswa kelas rendah masih belum bisa membaca, menulis dan menghitung! Hal itu pun diakui guru kelas rendah karena selama PJJ ini Ketika para anak diberikan tugas, yang mengerjakan hanya orangtua. Tentu saja ini menjadi malapetakan dibidang Pendidikan, karena dikhawatirkan anak-anak akan semakin tertinggal. Maka dari itu, kami Mahasiswa Kampus Mengajar lebih intens membantu kelas rendah agar bisa membaca, menulis dan menghitung. Dan juga kamipun membuat suatu alat peraga bantu hitung perkalian untuk membantu siswa dalam perkalian. Selain itu, kamipun membantu sekolah untuk menjadi satgas covid dan membantu administrasi.
Pengalaman ini menjadi sangat berharga bagi saya. Bisa melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Pada Masyarakat, berbagi ilmu dengan adik-adik di sekolah dan juga menjadi saksi langsung betapa semangat dan senangnya para siswa bisa Kembali ke sekolah untuk belajar setelah 1,5 tahun melakukan PJJ. Selain itu, senang bisa berbagi pengalaman dengan rekan-rekan mahasiswa yang berbeda latar jurusan. Ada yang Pendidikan Kimia, PGSD, PGPAUD dan Manajemen. Momen ini akan menjadi sebuah kenangan manis dimasa depan sebagai pelengkap selama menjadi mahasiswa.
“Manfaatkan momen/kegiatan seperti ini selama menjadi mahasiswa. Lebih baik gugur saat seleksi daripada menyesal karena tidak pernah mencoba untuk mendaftar. Karena kesempatan seperti ini tidak datang 2x. terus berjuang, jangan lupa dekatkan diri kepada Allah agar keinginan kita dapat dikabulkan”